Cerita Saya :)
sabtu, 19 Januari 2013 23:30
malam ini, saya mulai banyak berkata-kata lagi. ini adalah saatnya saya berbicara, dengan diri saya sendiri. pada lembaran kosong yang selalu setia menanti untuk diisi, saya akan bercerita. saya akan bercerita tentang satu-satunya orang yang saya kenal, yang masih berusaha untuk saya kenali, diri saya sendiri.
ini adalah cerita tentang saya, yang mencoba untuk terus berjalan maju, meski kadang langkah seringkali surut, niat tak selamanya teguh, namun saya terus mencoba untuk terus berjalan.
ketika Tuhan menghendaki hambanya untuk diberi petunjuk, semua pintu akan terbuka dengan mudah, semua jalan akan menunjukan arahnya, dan saya mencoba untuk melihatnya, melepas kacamata hitam yang selama ini membutakan mata. untuk menjadi orang yang lebih baik, Tuhan mengenalkan saya pada orang-orang hebat ini, teman-teman baru saya. tanpa mengecilkan arti sahabat-sahabat saya yang telah hadir sekian lama, teman-teman baru saya memang memberi warna berbeda yang bisa membuat saya berhenti berbicara, merenung dan mengamini semua yang mereka tunjukan, mereka bicarakan, atau mereka jejalkan dalam kepala bebal saya.
mereka mengajarkan saya, bahwa saya cukup kuat untuk hidup sendiri tanpa cerita yang telah menemani saya sekian lama. mereka menunjukan saya bahwa menjadi taat bisa demikian indah, demikian berharga.
saya bukan orang yang tersesat, saya taat menjalankan solat wajib, mengaji dikala ada kesempatan, dan saya selalu berusaha untuk tidak menyakiti siapapun. tapi saat datang perintah menutup aurat, saya minggat :)
selalu ada alasan untuk menunda kewajiban yang satu itu. semua alasan tampak benar, semua alasan tampak masuk akal, dan saya terbakar pada pemikiran saya sendiri. cukup saya menjadi muslim yang baik, Tuhan tau, saya adalah hambanya. hal itu, sekian lama saya rasa cukup. kemudian, dengan muka saya yang agak tampak seperti orang cina, kadang orang heran ketika saya solat, "oh ternyata muslim".
yang paling mengena itu waktu saya lagi ngobrol sama ibu kos saya yang di bandung, tante Lina. "La, kamu di purbalingga ke gereja mana? tante ada temen pastor di GKJ Purbalingga". saya dengan bingung menjawab, "saya muslim, tante". kadang sempat terlintas, seandainya saya berkerudung, saya tidak perlu menjelaskan saya seorang muslim, pakaian saya mendefinisikan saya sebagai muslim. ini adalah titik sadar pertama saya.
sekian banyak alasan yang bisa saya kemukakan seperti, pengen benerin kelakuan dululah, yang penting hatinya udah berjilbab lah, banyak lah. saya nyaman aja pergi kemana saja dengan rambut terurai, kadang celana pendek, kadang celana sangat pendek.
dulu, saya mengenal orang-orang yang pada momen tertentu memakai kerudung, dan di momen lainnya berpakaian seperti saya. bahkan lebih terbuka. mereka berjalan dengan rambut terurai setelah seharian menutupinya dengan kerudung, merebut pacar saya, menghujani saya dengan kata-kata yang tidak seharusnya diucapkan seorang perempuan kepada perempuan lainnya. saya merasa, konsistensi saya untuk tidak pakai kerudung sekalian jauh lebih baik daripada pagi saya pake kerudung, malem saya pake hot pants dan tank top. saya gak pernah keluar pake tank top sih, kecuali berenang. itu juga udah lama enggak. bernangnya pake baju balet mama :p banyak pembenaran yang membuat saya lebih baik kerudung itu nanti dululah.
kemudian, seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, ketika Allah menghendaki hambanya untuk berubah, semua jalan akan terbuka dengan mudah. dikenalkanNya saya pada orang-orang yang telah saya sebut sebelumnya tadi. diantara mereka ada yang sudah berjilbab sejak haid pertamanya. yang menyejukan dari mereka, tidak pernah sekalipun saya melihat mereka luput, untuk terus berjilbab, menutup aurat dihadapan yang bukan muhrimnya. mereka tidak pernah menyuruh saya secara langsung untuk berkerudung, namun mereka memberikan saya contoh bagaimana mereka sehari-hari.
ini nunggu baju kering dulu, terus wudu air tawarnya rada jauh |
karimun jawa adalah salah satu bukti dari konsistensi itu. ditengah segala keribetan hari-hari kami berpetualang, kerudung tidak pernah lepas dari kepala teman-teman saya, dan kami tidak meninggalkan solat dengan santai. hari pertama petualangan karimun jawa kami kecolongan momen, ternyata kami pergi pagi pulang magrib, dhuhur dan asyhar terpaksa kami qodo saat pulang, pada waktu isya, karena mengantri mandi dan sebagainya. hari kedua, salah seorang dari kami membawa mukena, dan solat tidak lagi ditinggalkan bahkan ketika kami begitu heboh berpetualang. mungkin karena itu, Allah ridho terhadap petualangan kami, disamping doa orang tua yang selalu mengiring kami. empat hari dikarimun jawa pada bulan januari, tak pernah sekalipun kami bertemu hujan. hujan turun ketika kami akan berangkat di jepara dan pulangnya setelah kami sampai di jepara. setelah kepulangan kami, cuaca memburuk dan karimun jawa ditutup sampai bulan maret. alhamdulillah, kami mendapat berkah :)
cuma saya sama kristi yg gak kerudungan |
kembali ke topik, untuk pertama kalinya, berjalan bersama teman-teman baru saya membuat saya merasa malu berjalan dengan rambut terurai. di karimun, yang tidak berjilbab hanya saya dan kristi. kristi non muslim. banyak hal yang membuat saya akhirnya mikir, kenapa saya begitu keras kepala untuk tidak berjilbab? trauma ditikung perempuan berjilbab dengan sangat kejam? hmmm... gak tau.
dan sekali lagi, ketika Allah memutuskan untuk memberi hidayah, itu ada aja jalannya. setelah pulang dari karimun, kampus melakukan pengocokan tempat praktek kerja profesi apoteker. saya dapat 3 tempat, maret RS Al Islam Bandung, april Labiomed Ditkesad, dan mei Kimia Farma 12 Dago. guess what, di Al Islam peserta pkpa wajib untuk berkerudung. saya. gak. punya. kerudung.
saya punya satu kerudung abu-abu yang biasa saya pakai kalo ada acara keluarga waktu di jakarta :) tapi kerudungnya wajib putih dan saya gak punya sama sekali. akhirnya saya beli kerudung, daleman kerudung, kemeja lengen panjang. ya alhamdulillah saat proses itu ada aja temen yang bantuin saya. semua rasanya dimudahkan. sebulan penuh itu semacam percobaan saya untuk berkerudung. sejak pagi sampai sore saya berkerudung, tapi diluar al islam saya masih berpenampilan seperti biasa. yang saya ambil hikmah dari al islam adalah ternyata pake kerudung gak seribet itu kok. saya nyaman-nyaman saja beraktivitas dengan berkerudung, tapi untuk berkerudung secara penuh, saya belum mau.
kenapa saya sekeras kepala ini? saya juga gak tau. saat itu, kerkerudung bukan hal yang terlalu mengganggu pikiran saya, namun banyak hal yang tampak kecil terus mengingatkan saya untuk mulai melaksanakan kewajiban itu.
boris bokir |
suatu hari saya dan kawan-kawan nonton stand up show di bandung. setelah acara selesai, seperti biasa dina mengajak kami untuk berfoto dengan para komik. saat foto dengan boris bokir, ada satu hal yang menyentil perasaan saya. saat foto dengan saya, boris tidak ragu merangkul saya, tapi saat foto dengan teman-teman saya yang berkerudung, dia meletakan tangannya di depan, "bukan muhrim" katanya.
duh. boris yang bukan muslim aja lebih menghormati perempuan yang berjilbab daripada yang tidak, kenapa saya tidak bisa menghormati diri saya sendiri? kenapa pacar saya tidak menegur saya?
lama pikiran ini mengganggu saya. saya mencoba berfikir bahwa saya ingin menikah kemudian berjilbab setelahnya. saat itu saya sudah pernah mengungkapkan pengen segera menikah dengan si pacar. sempat terbersit, bagaimana kalau saya bertemu maut sebelum saya sempat berjilbab? saya hanya mencoba optimis pada saat itu.
![]() |
ulang taun diyan, first day :) |
pikiran-pikiran tentang berjilbab itu kemudian mengendap dan saya terus menjalani hidup saya seperti biasa. setelah sumpah dan wisuda, saya akhirnya putus dengan pacar separuh umur saya. putus begitu saja dan dia memutuskan menikahi wanita itu. hal ini tidak terlalu mengejutkan saya, saya memang merasa bahwa ini yang terbaik untuk kami berdua. saya tidak bisa bilang saya bahagia untuk mereka, saya hanya merasa yowes lah.
kemudian, suatu hari di bulan september, dua sahabat saya datang kerumah, diyan ulang taun dan kami mau makan steak diluar. tiba-tiba saja, ah saya pengen pake kerudung ah. gitu aja. dan alhamdulillah saya mulai berkerudung sejak hari itu sampai akhir hayat saya, insya Allah :)
saya berfikir, 2010 - 2012 adalah tahun yang penuh berkah untuk saya. saya sudah diingatkan dengan diberi begitu banyak berkah, jangan sampai kekeras-kepalaan saya membuat Allah merasa saya harus diingatkan dengan musibah. kelakuan saya sampai hari ini jaaauuuuhhhh dari sempurna, tapi setidaknya saya mencoba untuk menjalankan satu lagi kewajibanNya.
banyak alasan orang berjilbab, ada yang tidak merasa perlu alasan, ada yang sudah berjilbab sejak dia kanak-kanak karena didikan orang tua, saya sendiri menempuh jalan yang demikian panjang untuk akhirnya mau dengan kesadaran sepenuh hati menutup aurat. saya bersyukur bahwa saya diijinkan taat dengan pemikiran saya sendiri, bukan karena mengikuti gaya atau alasan lain selain taat. sekali lagi, saya masih jauuuhh dari baik. tapi saya berusaha untuk selalu jadi orang baik.
saya mungkin keras kepala, tapi saya tidak buta dan tuli. saya selalu mencoba mendengar dan melihat apa yang coba Allah ingin saya mengerti.
semoga, setiap langkah yang kiat ayunkan membawa kita selangkah lebih dekat kepadaNya. amin.
Comments