Cornerstone

"Cornerstone"

Thought I saw you in the battleship
But it was only a look-a-like
She was nothing but a vision trick
Under the warning light
She was close, close enough to be your ghost
But my chances turned to toast
When I asked her if I could call her your name

I thought I saw you in the rusty hook

Huddled up in wicker chair
I wandered up for a closer look
And kissed who ever was sitting there


She was close, and she held me very tightly

'til I asked awfully politely, "Please
Can I call you her name?"


And I elongated my lift home,

Yeah I let him go the long way round
I smelt your scent on the seatbelt
And kept my shortcuts to myself


I thought I saw you in The Parrot's Beak

Messing with the smoke alarm
It was too loud for me to hear her speak
And she had a broken arm


It was close, so close that the walls were wet

And she wrote it out in letraset
No, you can't call me her name


Tell me where's your hiding place

I'm worried I'll forget your face
And I've asked everyone
And I'm beginning to think I imagined you all along


I elongated my lift home

Yeah, I let him go the long way 'round
I smelt your scent on the seatbelt
And kept my shortcuts to myself

I saw your sister in the cornerstone


On the phone to the middle man
When I saw that she was on her own
I thought she might understand
She was close, well you couldn't get much closer
She said I'm really not supposed to but yes,
You can call me anything you want

-----------------------------------------------------------

saya mungkin sedikit mengerti apa yang coba Alex Turner dan Arctic Monkeys sampaikan melalui "cornerstone". beberapa waktu yang lalu saya mengalami apa yang Alex nyanyikan, saya berputar dan mencari hantunya, berharap bisa memanggil siapa saja dengan namanya, atau mencari siapa saja yang menyerupai dia.

rasa kehilangan menyelinap menjadi rasa hampa, dan rasa hampa selalu merongrong untuk minta digenapi. saya pernah berharap dia kembali menggenapi semua itu. setelah sebelas tahun, ia telah menjelama menjadi seluruh hidup saya. saya tidak pernah berfikir bahwa akan tiba waktunya saya akan melihat dia menatap wanita lain dengan mata dan senyum penuh cinta. 

saya pencari penjelasan yang paling masuk akal tentang semua itu. bagaimana seseorang bisa mengaku mencintai kita tapi dalam waktu yang tidak lama dia bisa memutuskan sebuah keputusan permanen yang menggarisi banyak hal. menciptakan titik terakhir sebuah cerita yang ditulis hampir seumur hidup saya, seumur hidup dia, seumur hidup kami. apa itu? saya ingin mengerti.

detik, menit, jam, hari dan bulan berlalu, saya terus menerka-nerka apa yang sebenernya terjadi. saya tidak bisa mengerti. 

kemudian, jawaban ini datang begitu saja, dan saya rasa ini adalah jawaban yang paling masuk akal. selama ini, sebelas tahun bersama dan mengenalnya, cinta saya bertepuk sebelah tangan. entah bagaimana dia bisa bertahan dengan saya begitu lama, entah bagaimana saya terus menipu diri, namun sebelas tahun itu adalah mimpi saya, seluruh hidup saya, saya sendiri. tidak pernah ada dia, atau kami. saya mereka-reka sendiri bahwa dia mencintai saya.

saya ingat memesan sebuah tiket pesawat pulang agar dia menemani saya mudik, diatas bus, dia tweet betapa dia berharap tiket pesawatnya adalah TTE - JGJ. karena wanita yang dia cintai di sana, bukan saya.
saya ingat saya memberikan alamat sebuah kantor, setelah dia pulang ke jawa, yang pertama dia temui adalah wanita yang dia cintai. bukan saya.

jelas sudah.
saya menipu diri saya sendiri.

kesadaran yang datang begitu keras menghantam saya hanya bisa mengalir melalui mata. dan saya sudah lama kehilangan kata. kemudian saya hanya bisa tertawa. kesadaran yang kemudian datang membawa saya pada diri saya yang sekarang. setelah begitu lama terlelap saya akhirnya memutuskan bangun. menyakitkan menyadari bahwa saya akhirnya sendiri, namun akhirnya saya bangun dan menjalani kehidupan saya yang sebenarnya.

saya masih bisa jatuh cinta, sambil membuka mata, dan kali ini saya ingin memastikan bahwa saya terjaga, dan apa yang saya dan dia rasakan nyata. bukan apa yang saya reka-reka semata.
saya tidak butuh cinta yang terlalu gila, asal cukup nyata dan ada, dan saya bisa membayangkan selamanya.




ps : cerita ditulis sebagai interpretasi saya terhadap lyric cornerstone :)

Comments

Popular posts from this blog

Pendakian Raung 3344 mdpl Via Kalibaru

Review : Melawat Ke Timur : Menyusuri Semenanjung Raja-raja

Bukan Pasar Malam, Bukan Kejutan Biasa