Daur Baur-nya Pandai Besi

Dua jam sebelum memulai kerja, mencari beberapa informasi melalui internet, dan untuk pertama kali mendengarkan CD yang saya beli beberapa bulan yang lalu. Pandai Besi. Mungkin merupakan nama yang masih asing di dunia musik Indonesia, namun Efek Rumah Kaca, kita semua tau band seperti apa Efek Rumah Kaca. Saya sedang tidak ingin mereview, menjelaskan atau mengalisis Pandai Besi yang merupakan side project dari dua personel ERK bersama dengan beberapa anggota baru.

Saya membeli CD Pandai Besi dengan mengikuti program crowdfunding yang diadakan beberapa bulan sebelumnya. Saya suka sekali ERK dan ketika mereka mengadakan crowdfunding untuk side project mereka, saya tidak pikir panjang untuk ikut ambil bagian. Saya bisa saja mendownload isi album Daur Baur secara gratis di situs ERK, tapi ketika kesempatan untuk berpartisipasi datang, layakkah saya siakan? sesederhana apapun itu. Saya hanya ingin berhenti diam, dan mencoba untuk berpartisipasi.

CD Daur Baru tidak datang sendiri, bersamanya turut serta paket yang saya pilih, sebuah T-Shirt abu-abu Pandai Besi, beberapa 'relik' yang entah apa tapi membuat saya ikut merasa memiliki dan menjadi bagian dari rekeman Pandai Besi di Lokananta, studio rekaman pertama yang ada di Indonesia. Hahaha, katakan saya konyol, saya merasa menjadi bagian dari sejarah, Pandai Besi merekam albumnya di Lokananta dan saya ikut berpartisipasi dalam crowfunding *grinning face*.

Ada kebanggaan lebih, menemukan nama saya di salah satu nama pada bagian 'Rekaman Ini terwujud berkat dukungan' *bigger smile*.

Saya suka Pandai Besi, dan saya juga suka Efek Rumah Kaca. Saya tidak akan membandingkan, versi mana dari Hujan Jangan Marah, Menjadi Indonesia, Debu-Debu Beterbangan, Desember, Melankolia, Laki-Laki Pemalu, Jalang, Di Udara, Jangan Bakar Buku, yang lebih bagus. Apakah lebih baik Pandai Besi atau Efek Rumah Kaca, saya suka keduanya. Masing-masing punya nilai lebih.

Akhir Juli kemarin saya mendapat email yang berisi undangan untuk datang pada konser untuk para crowfunder, sayang sekali, saya tidak bisa datang :(.

Saya sudah harus mulai bersiap, di telinga saya Pandai Besi masih terus memainkan nada dan suara, saya sedang merasa murung memikirkan beberapa hal, namun Pandai Besi dan Efek Rumah Kaca mengingatkan saya, "murung itu sungguh indah, melambatkan butir darah."

mari terus berjalan :)

*kenapa tulisan ini kaku sekali. hmmm...*






Comments

Popular posts from this blog

Pendakian Raung 3344 mdpl Via Kalibaru

Review : Melawat Ke Timur : Menyusuri Semenanjung Raja-raja

Bukan Pasar Malam, Bukan Kejutan Biasa