Dolphin Trip Teluk Kiluan (part 3)

Assalamualaikum, 
selamat pagi, hari senin yang menjadi momok bagi sebagian orang terasa seperti hari minggu buat saya, here I am, writing on my laptop, a cup of tea and good music in my ears. Saya tiba-tiba saja dapat mood untuk menulis pagi ini, mari kita lanjutkan cerita gak penting saya soal perjalanan saya ke Krakatau - Kiliuan.

Setelah barbeque, kembali ke homestay, kami kelelahan, langsung bebersih kemudian tidur. Mas Helmi memberikan saran bijak untuk tidak usah mandi besok, gosok gigi aja, soalnya besok acaranya bakalan basah-basahan. Iyelah. Nyari lumba-lumba dan snorkeling. Wooohhhoooo!!!!

foto taken by mba Suci, ini jungkung Medina, Saya, Lisma dan Nia
Kami bangun sebelum subuh, atau hampir subuh, setelah bebersih dan solat, kami sarapan. Saya gak terlalu suka menu selama kami di homestay. Gak fresh. Kurang lebih jam 6 kami dibagi-bagi dalam kelompok kecil, satu jungkung hanya berisi 3 - 4 orang. Kami akan menuju laut di luar teluk Kilian untuk cari lumba-lumba. Cari means, naik kapal terus nyari. Bisa ketemu lumba-lumba bisa juga enggak. Jungkung jalan terus sampai entah di mana di tengah lautan dengan ombak yang gak santai, Medina, yang duduk di depan saya mulai mabuk laut setelah kurang lebih kapal kami berjalan satu jam. Awalnya saya semangat, kamera di tangan, motret-motret arus, atau apa saja yang terlihat. Lama-lama saya ngantuk. Angin semilir, kapal bergoyang, iya saya emang sendableg itu kemudian jadi ngantuk, dan gak cuma saya yang ngantuk. Kami mulai bosan dan ngantuk. Kemudian ada burung tapi kaya bebek di tengah lautan, kemudian ada bungkus pop mie. Damn. Ini loh udah agak jauh dari daratan masih aja sampah yah... gak paham laut dengan air sejernih ini, masyarakatnya gak nyadar, dan gak mau repot sedikit untuk membuang sampah pada tempatnya.

ombak gede
Pagi itu, langit mendung. Dimata saya, air laut tampak seperti lembaran kertas perak. Cantik sekali. Bergulung-gulung, menyimpan banyak hal yang tidak terduga di dalamnya.

Ngantuk dan bosan, ngantuk dan gak habis pikir, kemudian bapak-bapak pengemudi jungkung berteriak, "itu ada lumba-lumba di depan!!". Weits! Langsung cenghar. Mana???
Dan itu beneran dong ada lumba-lumba agak jauh dari kapal kita. Saya beruntuk bapak jungkung semangat ngejarnya, belakangan saya denger bapak jungkung kelompok Rinta malas ngejar lumba-lumba dan mereka sama sekali gak liat lumba-lumba. Okeh kembali ke jungkung kami, well, bapak jungkung semangat ngejar, kami mulai terjaga dan kamera siaga. But damn, lumba-lumba geraknya lincah banget, timbul tenggelam di permukaan cepet banget. Dengan pocket cam, dan kemampuan fotografi memprihatinkan, saya cuma mampu mengabadikan lumba-lumba itu dalam ingatan saya.
Well, I saw dolphins! In the real life, in the sea.
ahahahha...
gelap
Ada lumba-lumba yang berkelompok, timbul tenggelam di permukaan, lucu. Seneng. Kami jadi excited dan mulai tertawa bahagia. Kami dan rombongan yang lain kejar mengejar lumba-lumba. Menyenangakan.

Setelah cukup, kami mulai kembali ke perairan teluk Kiluan, laut masih bergulung-gulung, pemandangan cantik sekali. Melihat air laut yang tampak gelap di sekitar jungkung kami, dan laut yang berwarna perak di kejauhan, banyak sekali yang kemudian mampir ke kepala saya dan sebagian besar membuat saya bersyukur saya punya kesempatan untuk ada di sana saat itu.

Kapal bersandar di Pulau Kelapa, tepat di sebrang pulau tempat kami menginap. Kami diberi waktu untuk snorkeling dan foto-foto. Snorkeling????

Gak ada yang bisa kami liat, cuma pasir. Jadi saya memutuskan untuk berenang-berenang sambil bermain air bersama teman-teman. Airnya bening banget, dan indah banget. I had a great time there with some great friends.
Setelah puas, kami menyebrang ke pulau tempat kami menginap. Kami diberi waktu untuk snorkeling di sana, but again, gak banyak yang bisa kami liat. Bener ada terumbu karang, tapi gak cantik. Gak berwarna dan banyak sampah. Untuk yang mencari keindahan bawah laut, saya rasa Krakatau dan Kilian bisa jadi pilihan nomor dua atau terakhir lah, tapi pemandangan dan kejernihan airnya subhanallah!!!

Kami snorkeling sebentar kemudian kembali ke homestay, ngantri mandi sambil ngopi, cemilan barengan dan ngobrol. Kami sempat bertukar nomor kontak dan siapa tau bisa ngetrip bareng lagi lain waktu.
Setelah selesai mandi dan packing, kami makan siang. Pemandangan saat itu luar biasa, makanan masih kurang saya suka. Tapi, langit cerah, matahari bersinar terang dan di depan saya saat tu terhampar laut bening, pasir putih dan kapal yang mulai menunggu kami untuk menuju pelabuhan Canti.

Selesai makan kami naik jungkung menuju kapal besar, satu persatu naik. Dan mas ini ada diatas kapal membantu kami naik satu persatu, saat saya naik dia menyapa saya, "Mbak Tala". Luar biasa. Saya lupa nama saya masih Tala. Hahahahahhaa... Saya bahkan gak tau nama mas itu, and now I wonder, what's his name?

Perjalanan 5 jam laut, kami sudah mulai terbiasa dengan ombak, matahari dan angin. Mumu dan Nia memutuskan tidak tidur, duduk didek kapal lebih tinggi dari saya. Saya dan Rinta bersandar di samping mereka. Saya merebahkan kepala di paha mumu dan sempat tertidur sebentar. Tapi ini perjalan pulang kami,  jadi saya dan Rinta kemudian duduk tegak dan mulai menikmati pemandangan sambil mengobrol. Saya dan Rinta mengomentari apa saja yang kami lihat, tertawa atau hanya berkomentar, membuang bisu. Pokoknya kami jadi the comment. Lama-lama, anak-anak lain yang tidur mulai bangun dan lingkaran obrolan menjadi lebih besar. Akhirnya semua bangun dan mengobrol. Hahahahhaha. Kami berempat meamang lumayan berisik.

Di bagian belakang kapal, matahari mulai tenggelam. Bola keemasan itu mulai berwarna oranye. Sebagian besar mulai ke bagian belakang dan mengabadikan senja. Ia memang cantik sekali. Saya, yang kamera dan bahkan henponnya sudah mati dari sejak berangkat memutuskan hanya melongok dan kemudian duduk lagi.

Hampir magrib ketika kami sampai di Pelabuhan Canti. Saya dan beberapa anak menyempat diri jajan. Setelah snorkeling terakhir ternyata saya haid, jadi sambil menunggu yang lain solat magrib jamak isya, saya melihat lautan, merekamnya melalui mata dan ingatan saya. Alhamdulillah saya bisa sampai di sini, dan subhanallah. Dunia bisa seindah ini, teman-teman baru saya bisa seajaib ini.

Kami kembali naik angkot menuju Pelabuhan Bakauheni. Perjalanan kurang lebih satu jam. Malam mulai jatuh, jalanan penuh dengan kendaraan besar antar pulau. Jalan yang kami lewati adalah jalan trans Sumatra. Di angkot, saya dan teman-teman membicarakan semua hal. Semua. Mulai dari yang remeh temeh sampai Undang-undang perfarmasian yang akan keluar 2013 ini. Medina dan Nia bekerja di Kementrian Kesehatan dan dua-duanya Apoteker UI. Perjalanan ajaib dan menyenangkan. Teman-teman baru dan segalanya.
Well, saya memutuskan bahwa terminal bus yang terdekat dengan stasiun Senen adalah terminal Pulogadung. Di angkot teman-teman memperingatkan saya bahwa terminal Pulogadung itu rawan. Jadi diangkot, saya kembali menelpon sahabat baik saya di Jakarta. Alhamdulillah, dia mau datang jauh-jauh dari Depok untuk menjemput saya dan menemani saya sampai subuh di stasiun Senen.

Ada satu cerita menarik yang saya dan teman-teman alami sewaktu naik ferry ke pelabuhan Bakauheni, karena post ini sudah terlalu panjang, saya bahas di post selanjutnya.

Selamat menikmati sisa-sisa pagi, selamat hari senin...

Comments

Popular posts from this blog

Pendakian Raung 3344 mdpl Via Kalibaru

Review : Melawat Ke Timur : Menyusuri Semenanjung Raja-raja

Bukan Pasar Malam, Bukan Kejutan Biasa