Hidup Terus Berjalan
Untukmu,
Saya tidak akan berbohong dengan mengatakan saya mengerti apa yang kamu rasakan, seperti apa rasanya berdiri diantara ratusan orang yang menghadiri pernikahannya, menatapnya, melihat bibir yang tersenyum atau pura-pura tersenyum itu adalah bibir yang biasanya kamu cium. Sore hari setelah pulang kantor, setelah makan malam, atau sesaat sebelum dia memasuki gerbang pintu rumahnya. Tubuh yang kini terbalut gaun pengantin itu adalah tubuh yang selalu kamu peluk, ketika kamu lelah atau rindu dan ingin pulang. Tubuhnya adalah rumah segala cinta dan rasa.
Kamu mungkin mulai ngutukki dirimu sendiri, kenapa kamu tidak datang lebih cepat? Kenapa dia tidak cukup berani untuk berlari bersamamu? Atau kamu mungkin akan menyalahkan saya, kenapa saya tidak bisa menguatkan dia untuk beranjak dari hubungan yang terlanjur mati dan pergi untuk hidup bersamamu?
Segala kemungkinan berputar dikepalamu dan hampir gila kau dibuatnya, sampai detik ini saya tidak ingin berbohong, maaf, saya tidak mengerti. Tapi hey, saya tetap akan di sini, menggenggam tanganmu seadanya. Sekedar mengingatkan bahwa kamu tidak sendiri. Dunia masih terus berputar dan besok masih ada episode tukang bubur naik haji.
Saya cukup mengerti arti kehilangan, namun saya masih merasa tidak bisa mengerti kehilangan yang kamu rasakan. Saya kemudian mencoba menakar, berapa liter es krim yang kamu perlukan untuk membuat dirimu kembali merasa baik-baik saja. Kamu suka rasa apa? Mari kita keluar bersama dan mencarinya.
Kita adalah manusia-manusia yang ditempa hidup dengan kehilangan. Kita tidak saling mengerti dan tidak akan pernah berusaha untuk saling mengerti. Kita akan belajar menerima dan merelakan. Bahwa kebijaksaan hidup kadang diluar akal kita yang kerdil.
Saya tahu kamu akan terus hidup, berlari dan jatuh cinta kembali. Mungkin patah hati beberapa kali lagi sampai akhirnya menemukan cinta yang sejati.
Apa itu cinta sejati?
Well, sayapun tak tahu.
Semoga kamu baik-baik saja di sana, duduk bersebrangan meja dengan ia, yang bibirnya pernah kamu kecup sepenuh hati, kini tersenyum tanpa arti, dengan jari manis dililit janji, kamu akan terus hidup menatapnya dan berusaha tidak mati.
Kemudian Payung Teduh menyanyikan Kita adalah Sisa-sisa Keihklasan yang Tak Diikhlaskan.
Tetapi saya sudah.
Kamu akan pernah, walau kini masih patah, jangan pernah merasa lelah.
Comments