so you want to be a writer?

Assalamualaikum!

Semalam, sebelum tidur saya menyempatkan diri membaca buku kumpulan puisi Charles Bukowski, Shifting Through The Madness for The Word, The Line, The Way. Saya membaca dua puisi pertama yang ada di buku ini dan teringat dengan proyek yang pernah saya dan dua orang teman saya coba untuk jalankan. Proyek menjadi lebih produktif dengan menulis yang berakhir dengan tragis. Cerita tentang proyek itu bisa dibaca, di sini.

Puisi yang berjudul so you want to be a writer menampar saya cukup keras. Saya ingat kami bertiga pernah berencana giat menulis, entah jadi apa, entah akan kita kemanakan, yang penting kami menjadi lebih produktif. Kesibukan atau kemalasan, seperti yang sudah saya singgung sebelumnya, rencana hanya tinggal rencana. Kami tidak bisa memenuhi target yang kami tetapkan sendiri.

Saya mengingat diri saya kembali beberapa tahun yang lalu. Menulis di blog ini adalah cara saya berkomunikasi dengan seseorang. Saya menulis untuk sekedar melepaskan unek-unek dengan satu target pembaca, tidak lebih. Saya menemukan ketenangan dan kelegaan setelah saya selasai menulis. Saya bukan pembicara yang baik, menulis untuk mengungkap dan bercerita tentang apa yang saya rasa adalah jalan ninja yang saya pilih. 

Setelah dia hilang, saya sempat kehilangan katakanlah, inspirasi. Kemudian saya menemukan inspirasi ternyata lebih dari sekedar seseorang yang membawa sebuah nama. Saya menemukannya dimana saja, dengan berbagai wajah, rupa dan nama. Namun saya rindu tulisan lama saya.

Indonesia mungkin adalah satu-satunya negara dimana sebuah buku mencantumkan nama akun twitter sebagai nama penulis, bukan nama pena atau nama asli yang diberikan orang tua. Saya pernah membaca satu artikel yang membahas masalah tersebut, di sini. Kehebohan twitter membuat semua orang merasa bisa menulis, termasuk saya. Saya merasa begitu naif, karena menulis dengan baik dan benarpun saya belum mampu, dan puisi Charles Bukowski membuat saya sadar. Saya tidak ingin jadi penulis.

Iya. Saya tidak ingin jadi penulis.

Saya hanya ingin bercerita. Tidak lebih.

Selamat pagi.

so you want to be a writer? - charles bukowski

if it doesn’t come bursting out of you
in spite of everything,
don’t do it.
unless it comes unasked out of your
heart and your mind and your mouth
and your gut,
don’t do it.
if you have to sit for hours
staring at your computer screen
or hunched over your
typewriter
searching for words,
don’t do it.
if you’re doing it for money or
fame,
don’t do it.
if you’re doing it because you want
women in your bed,
don’t do it.
if you have to sit there and
rewrite it again and again,
don’t do it.
if it’s hard work just thinking about doing it,
don’t do it.
if you’re trying to write like somebody
else,
forget about it.

if you have to wait for it to roar out of
you,
then wait patiently.
if it never does roar out of you,
do something else.
if you first have to read it to your wife
or your girlfriend or your boyfriend
or your parents or to anybody at all,
you’re not ready.

don’t be like so many writers,
don’t be like so many thousands of
people who call themselves writers,
don’t be dull and boring and
pretentious, don’t be consumed with selflove.
the libraries of the world have
yawned themselves to
sleep
over your kind.
don’t add to that.
don’t do it.
unless it comes out of
your soul like a rocket,
unless being still would
drive you to madness or
suicide or murder,
don’t do it.
unless the sun inside you is
burning your gut,
don’t do it.

when it is truly time,
and if you have been chosen,
it will do it by
itself and it will keep on doing it
until you die or it dies in
you.

there is no other way.

and there never was.

Comments

Popular posts from this blog

Pendakian Raung 3344 mdpl Via Kalibaru

Review : Melawat Ke Timur : Menyusuri Semenanjung Raja-raja

Bukan Pasar Malam, Bukan Kejutan Biasa